Penulis bertanya
kepada pembaca:
Dari mana anda meyakini bahwa kitab ini
adalah firman (perkataan) Tuhan?
Al Quran merupakan
kitab suci umat Islam yang diyakini oleh umat Islam sebagai pedoman hidup
karena di dalamnya mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk Akuntansi sudah
diatur dalam Al-Quran dalam Surat Al Baqarah ayat 282. Al-Quran diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril.
Mari kita bahas
bersama untuk pertanyaan pertama di atas, , ketika anda membuka Al-Quran, maka
yang tampil pada halaman pertama adalah surat Al Fatihah dan Surat Al Baqarah.
Al Fatihah merupakan intisari AlQuran. Kita bahas surat berikutnya yaitu Al Baqarah
pada ayat 2 memiliki arti:
“Bahwa kitab ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”
(QS. Al-Baqarah
ayat 2)
Dengan kata lain
adalah AlQuran mengklaim adalah buku yang sempurna karena “tidak ada keraguan di dalamnya”. Penulis belum pernah membaca kitab
suci yang lain secara lengkap, maka penulis TIDAK AKAN MEMBANDINGKAN dengan
kitab suci lainnya. Namun penulis membandingkan dengan beberapa buku biasa
(bukan kitab suci).
Dapat dikatakan
bahwa Al-Quran merupakan kitab suci universal yang berlaku sepanjang masa.
Mengapa demikian? Penulis ambil contoh, PSAK yang disusun oleh orang-orang
pintar, buku-buku yang ditulis professor sekalipun dan semua buku-buku ilmiah selalu
mengadakan REVISI. Sedangkan Al-Quran tidak perlu ada revisian karena “tidak
ada keraguan di dalamnya”, kitab ini diciptakan oleh yang Maha Berilmu (Al
Alim).
Apabila dituangkan
kalimat pertama, maka apakah seseorang percaya dan langsung mengimani Al-Quran.
Penulis menganalogikan lagi seperti halnya seseorang yang mendeklarasikan bahwa
dirinya adalah orang jujur/baik/setia dan sebagainya. Maka itulah pertanyaan
yang mucul ketika membaca Al Baqarah ayat 2 di atas. “tau darimana kitab ini tidak
ada keraguan di dalamnya?”
Maka pada surat
yang sama yaitu surat Al Baqarah ayat 23 menjawab pertanyaan tersebut, yang
memiliki arti:
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang
(Al-Quran) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat
(saja) yang semisal dengannya itu dan ajaklah saksi-saksi kamu selain Allah
jika kamu orang yang benar”
(QS. Al Baqarah
ayat 23)
Pertanyaan anda
yang meragukan Al-Quran, maka dijawab pada ayat tersebut berupa tantangnya yang
secara jelas. Tantangan tersebut tidak
muluk-muluk untuk membuat satu kitab yang semacamnya, tapi sebagian kecil saja,
hanya satu surat saja, dan jika memang yang meragukan ittu adalah orang-orang
yang merasa benar, maka ajaklah teman-teman kalian TAPI jangan meminta bantuan
Allah SWT. Bahkan dalam salah satu kitab
tafsir menyatakan cobalah ajak juri-juri untuk membandingkan jika sudah
selelsai membuat yang semacam Al Quran tersebut. Hingga saat ini penulis belum
menemukan yang semacam AlQuran. Beberapa ayat membuktikan kita untuk berfikir. Al Quran tidak cukup
dibaca tapi juga di fikirkan.
“Kitab ini yang telah kami turunkan kepadamu
penuh berkah agar mereka memikirkan ayat-ayatnya dan agar uhlul albab mengingat/menarik
pelajaran darinya.”
(QS. As Shad
ayat 29)
“Apakah mereka tidak memikirkan Al-Quran,
atau hati mereka terkunci”
(QS. Muhammad
ayat 20)
Karena Islam tidak
datang secara magic yang menampakkan
wujud Tuhan, tapi kita diperintahkan berfikir dulu, karena ayat pertama yang
pertama yang disampakan kepada Nabi Muhammad adalah “Iqra” yang memiliki bacalah/telitilah/dalamilah/hayatilah”
Dengan demikian,
Al-Quran dikatakan Mu’jizat. Mujizat bukanlah keajaiban, tapi melemahkan.
Mujizat berasal dari kata “ajaza” yang berarti
lemah. Mujizat itu melemahkan kita yang dihadapkan kita pada Al Quran
karena kita telah mengakui Al Quran adalah kitab sempurna yang diturunkan dari
Yang Maha Sempurna.
Al Quran juga
merupakan Hidayah. Hidayah berasal dari kata “hada” yang berarti petunjuk. Sehingga salah jika sering
mendengar “saya ingin selaki untuk baik
dalam hal ini itu, tapi belum dapat hidayah” #jengjeng.
Hidayah itu
sudah ada dalam bentuk pikiran (hidayah 1), dalam bentuk kitab Al Quran (hidayah
2) dan taufiq hidayah (hidayah 3). Taufi berasal dari kata “wafaq” yang berarti
persetujuan. Hidayah 3 akan lebih cepat datang dan akan datang jika hidayah 1
dikombinasikan dengan hidayah 2 yaitu akal kita dipergunakan untuk memikirkan
Al Quran dengan menggali literature sebanyak mungkin maka sesungguhnya
kebahagian dan ketengan mendekati kita. Dan hidayah 3 akan kita raih.
Hidayah ketiga
tidak akan kita raih, karena kita telah mengetahui ilmunya, jika kita
mengetahui ilmu tapi tidak diamalkan, maka itulah yang dinamakan fasik. Dan Allah
tidak akan memberi petunjuk salah satunya kepada orang-orang fasik. Hal ini
disebutkan 5 kali dalam Al Quran yaitu pada:
-
Al Maidah ayat 108
-
At Taubah ayat 24 dan 80
-
As Shaff ayat 5
-
Al Munafiqun
Kesemuanya memiliki arti yang sama
“Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum
yang fasik” (QS yang disebutkan di atas)
Maka
saat ini, berfikir, berfikir dan berfikir dalam mentadabburi Al Quran.
Subhnalloh Terima kasih Berbagi Ilmunya sangat bermanfaat, sebagi masukan untuk mencari tema untuk karya ilmiah saya, semoga Allah tetap melindungi kita dan memudahkan kita dlam menggali ilmu dan mengamalkannya.
BalasHapus